Hotnerd
Suara musik disko dengan lautan manusia yang tengah mabuk berjoget-joget mengelilingi Jisung, bau alkohol tercium sangat menusuk
“Kenapa kita ke sini?” tanya Jisung di tengah kerumunan manusia penikmat malam, Chenle hanya tersenyum lalu menarik Jisung dari kerumunan orang-orang itu
Chenle membawa Jisung untuk duduk di kursi bar bersamanya lalu memesan tiga botol alkohol berkadar tinggi, beberapa menit kemudian seorang bartender dengan penuh tato di tubuhnya datang membawa pesanannya.
“kau tau? kita akan bersenang-senang malam ini, kau pasti belum pernah ke tempat seperti ini kan?” ucap Chenle menuangkan alkohol tersebut pada gelas Jisung juga gelasnya
“minumlah” Chenle menyodorkan segelas pada Jisung, sedangkan miliknya langsung di teguk hingga tandas, Jisung diam bergeming fokusnya kini teralih pada gelas alkohol yang di beri Chenle
“heiii minumlah, jangan hanya di lihat”
“tapi aku tak minum alkohol”
“makanya aku memberi mu agar kau bisa mencobanya”
“tidak, aku tak bisa”
“hei ayolah, ku mohon... aku bahkan sudah menghabiskan 5 gelas” bujuk Chenle dengan nada memelas, Jisung menimang-nimang sebelum akhirnya dia benar-benar menerima minuman beralkohol itu
Chenle tersenyum sumringah saat Jisung mengambil segelas alkohol itu darinya, saat hendak meminumnya Chenle menahan tangan Jisung
“Tunggu”
“iya?”
“lepaskan kaca mata mu, ini sangat menganggu untukku” tanpa izin Chenle melepas kaca mata Jisung, Jisung ku juga sama sekali tidak keberatan
“Cherss”
Tingg
kedua gelas itu berdenting, Chenle langsung meneguk habis alkohol nya, sejenak dia melirik Jisung dengan ekor matanya, lantas sudut bibirnya kembali terangkat saat Jisung meneguk habis alkohol nya, sensasi pahit pada alkohol membuat Jisung menyerit aneh
“bagaimana?” tanya Chenle yang sudah setengah mabuk
“ya, tak buruk”
Chenle kembali tersenyum lalu kembali menuang wine ke gelas Jisung lagi, lagi... lagi... dan lagi sampai mereka berdua sama-sama mabuk berat.
BRUKK
tubuh kecil itu menabrak dinding dengan tidak santainya, Jisung melumat melumat bibir manis itu dengan brutal
cumbuan mereka sangat berantakan menghasilkan suara kecipak basah yang memenuhi salah satu kamar hotel
Jisung menghimpit tubuh kecil itu pada dinding, kedua tangan Chenle mengalung pada leher sang dominan, sedang bibirnya masih gencar membalas lumatan demi lumatan
di sela-sela lumatan tersebut, Chenle mencoba meraup udara karna Jisung tak membiarkan nya mengambil nafas
Jisung menggigit bibir mungil itu sampai sang empu hampir menjerit, lidahnya masuk menjelajahi rongga mulut sang submisiff, mengabsen deretan gigi rapi itu.
kedua paha putih nan mulus itu di angkat, membawanya menuju tempat tidur, tubuh mungil itu di banting ke tempat tidur sedikit kasar, lalu di tindih oleh si dominan
mata sayu dengan bibir yang sedikit berdarah serta saliva yang berceceran membuat Jisung kalap
pakaian yang di kenakan Chenle di sobeknya dengan tidak manusiawi sampai tak tersisa sehelai benangpun, menampilkan tubuh polos bersih nya.
Jisung takjub, bagaimana mungkin seorang pria memiliki tubuh seperti wanita? ini sangat luar biasa sexy
Jisung kembali melumat bibir itu, ciumannya turun hingga ke leher meninggal kan bekas kepemilikan, mulut Jisung sibuk membuat kissmark sedangkan tangannya sibuk memelintir puting yang sudah mencuat itu, sesekali mulutnya menggigit-gigit puting itu
“Ji-akhhh”
“yes baby” suara bariton rendah itu mampu membuat bulu kuduk Chenle meremang
“please touch me”
“hmm? Where? where do you want me to touch?” goda Jisung
“Plsss fuck me!” jerit Chenle tak kuasa menahan nafsunya, membuat Jisung terkekeh
“ok, i will make you cry till morning”
“yashhh, buat aku menjerit sampai menangis kenikmatan” Ucap Chenle balik menggoda
“baiklah jika itu maumu” Jisung bangkit melepas pakaiannya hingga tak tersisa sehelai benangpun lalu kembali menindih tubuh kecil itu
“sudah ku duga, kau pasti sangat hot” bisik Chenle nakal lalu menarik tengkuk Jisung, meraup bibir tebal itu dengan rakus, sedang tangan besar Jisung dengan lihai menulusuri lekuk tubuh Chenle, Chenle reflek meremat kain sprei
saat bibirnya di lumat, tangan Jisung menuju ke lubang anal Chenle, satu jari di masukkan membuat Chenle mengejang, satu jari lainnya bertambah seterusnya hingga tiga jari berhasil lolos
“Akkhhh Ji-sunghhh”
“apa sayang?”
“di sana ahh”
“apa?” tanya Jisung seolah tak paham
“sentuh ughh ak-hu di sana”
“di sini” Jari Jisung keluar masuk menyentuh titik manis submissifnya
“ya di sana ahh”
Jisung tersenyum senang, saat Chenle hampir saja cum dia menghentikan kegiatannya membuat Chenle kesal
“kenapa berhenti?” tanyanya
“aku akan menggunakan adikku, atau kau lebih suka menggunakan jari?”
“nope, cepat masukkan” ucapnya tergesa
“sabar, rileks sebentar sayang”
saat ujung penis Jisung sudah masuk, air mata Chenle jatuh dari sudut matanya
“sakit?” tanya Jisung lembut saat mendapati Chenle menangis, padahal ini baru kepalanya saja, belum keseluruhan nya
Chenle mengangguk
“kau rileks lah, aku akan melakukannya dengan cepat” Jisung kembali mencumbu bibir Chenle agar rasa sakitnya tak terlalu terasa
“Akhhh- Ji-sunghhh sakit” jerit Chenle tiba-tiba saat milik Jisung sudah masuk dengan sempurna
“apa ini yang pertama kalinya kau bercinta?”
Chenle menggeleng, membuat Jisung sedikit bangga padanya, lubang surga ini masih terasa sangat sempit
“kau tahan ya, sebentar juga akan nikmat”
“Hikss bagaimana kau tau itu akan nikmat huh?!! apa sebelumnya kau hikss pernah melakukan nya?!!” Chenle menangis sesenggukan, baru kali ini dia bercinta dengan rasa sakit yang luar biasa
“tidak, tapi aku pernah beberapa kali menonton”
“ugghhh benarkah?— Chenle dan Jisung mengobrol sambil mencoba tuk menyesuaikan diri —aku tak menyangka jika seorang nerd seperti mu tak sepelos seperti kelihatan nya”
Jisung terkekeh menanggapi ucapan Chenle, saat di rasa Chenle sudah mulai rileks, Jisung menyugar rambutnya ke belakang lalu mulai bergerak menghentakkan penisnya keluar masuk
“Ughhh— pelan pelan Ji eunghh” Chenle mulai merasa kenikmatan, namun pipinya masih membekas jejak air mata
seakan tuli, Jisung malah menambah tempo pada genjotannya, hingga Chenle susah bernafas di buatnya, Jisung menyentak lebih keras dan dalam membuat Chenle berkali-kali menjerit kenikmatan
sebelah kaki Chenle di angkat ke pundaknya tak hentinya menyentak lebih dalam, penisnya serasa di remat kuat kuat oleh anal Chenle
ini lebih nikmat dari mimpi bercinta yang pernah ia alamai, bagaimana wajah manis di bawahnya ini mendesah dengan peluh di sertai rintihan nikmat, membuat dirinya benar benar gila
selanjutnya Jisung mengubah posisi mereka menjadi terbalik, dengan posisi Chenle yang berada di atas dan dia di bawah, tangan nya mencengkram pinggang ramping itu membawanya untuk bergerak naik turun, hingga akhirnya Chenle bergerak sendiri untuk mencari kenikmatan nya
mereka bergerak dengan cepat di sertai nafas yang tersengal sengal, ini terasa sangat melelahkan juga menyenangkan, mereka kembali mencumbu bibir satu sama lain hingga akhirnya mereka Cum bersama
tak berhenti di sana, mereka melanjutkan permainan mereka dengan gaya yang berbeda-beda, membuat pinggul Chenle kembali bergerak hebat, bahkan ranjang yang mereka gunakan ikut berdecit membuat suasana ruangan menjadi lebih panas.
completed